Islam dan Sosialisme

Bedah Buku Islam dan Sosialisme bersama Hilmi Bangkit

Pembahasan mengenai kaitan antara ideologi islam dan sosialisme penting untuk dibahas karena ideologi merupakan landasan bergerak seseorang dalam menjalani tatanan kehidupan. Idelogi itu sendiri penting untuk dibahas karena mencakup 3 hal dari pergerakan, yaitu sebagai landasan berpikir, perjalanan gerakan itu sendiri, serta evaluasi gerakan. Buku Islam dan Sosialisme ini merupakan karyanya yang paling monumental, bahkan menjadi salah satu karya terbesar Tjokromainoto. Di dalamnya memuat sistem kemasyarakatan yang sosial-relijius dengan susunan pemerintahan yang bersendikan demokrasi.

Sejarah Sosialisme

Periode 1 (abad 18)

Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri pada abad 18 di mana dengan revolusi industri produksi barang dilakukan dengan mudah dan murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal pada pihak tertentu sehingga memungkinkan pengembangan industri lebih lanjut. Perkembangan kapitalisme menciptakan polarisasi masyarakat yakni golongan majikan dan buruh, atau golongan borjuis dan proletar.

Periode 2 (awal abad 19)

Keadaan ini menggugah hati setiap orang seperti Robert Owen di Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825), Fourier (1772-1837) di Perancis untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh rasa kemanusiaan, akan tetapi tanpa disertai tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi dalam memperbaiki sehingga teori-teori mereka dikenal dengan angan-angan belaka. Karena itu mereka disebut sosialisme utopi.

Periode 3 (abad 19)

Dialektik berkembang terus menerus berubah, gagasan satu sama lain mempuyai hubungan. Marx tertarik dengan gagasan Hegel yang mengandung kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Inilah yang diperlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Atas dasar terakhir sampai pada kesimpulan dunia kapitalis ilmiah akan mengalami revolusi (revolusi proletar) yang menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan meratakan jalan bagi terbentuknya masyarakat komunis.

Adapun cita-cita dari sosialisme itu sendiri adalah masyarakat tanpa kelas dan sama rata. Untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan itu, hampir semua faktor produksi dikuasai oleh negara dan pemilikan kekayaan oleh individu sangat dibatasi.. Mengapa demikian, karena ideologi kelas yang berkuasa (borjuis) berusaha mempertahankan sistem yang berjalan yang berarti mempertahankan penguasaan faktor-faktor produksi di tangan mereka. Karena itulah peralihan faktor produksi dari tangan perseorangan untuk kemudian ditempatkan di bawah penguasaan negara harus dilakukan melalui sebuah revolusi (kekerasan). Intinya, Sosialisme menghendaki campur tangan pemerintah yang luas mungkin dalam bidang ekonomi dan penguasaan bersama dari alat produksi sampai bidang yang sekecil-kecilnya (kolektivisme). Sedangkan Komunisme merupakan salah satu bentuk sosialisme sebagai sosialisme revolusioner yang menghendaki perubahan secara radikal berbeda dengan sosialisme revolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai. Beberapa karakter yang dibawa ideologi komunis adalah atheisme. Agama dianggap sebagai kebuntuan berfikir manusia. Agama dipandang membawa kekolotan sehingga menghambat kemajuan. Komunisme membawa dogma berlebihan menolak demokrasi, hak asasi individu yang ada adalah hak kolektif (komunal). Karena itu pemilikan perseorang dibatasi dan hampir semua dikuasai Negara.

Sejarah mengatakan bahwa buku ini merupakan sebuah buku penangkal, karena buku ini ditulis untuk menanggulangi paham sosialisme yang diusung kaum atheis dan komunisme yang ada di Indonesia.

Tentang “persamaan” maka orang-orang Muslimin dalam zaman dulu bukan saja semua anggap dirinya sama, tetapi mereka semua anggap menjadi satu. Diantara orang-orang Muslimin tidak ada sesuatu perbedaan yang mana pun juga macamnya. Dalam pergaulan hidup bersama diantara mereka tidak ada perbedaan derajat dan tidak ada pula sebab-sebab yang boleh menimbulkan perbedaan klas. Tentang hal ini Khalifah Sayidina Umar r.a. adalah sangat kerasnya.

Begitulah bicara saya disebabkan oleh Jabalah Ibn Ayhim dari suku bangsa Gassan, yang datang pada kita dengan sanak saudaranya dan kepala dari suku bangsanya, yang saya terima dan saya jamu dengan sepatutnya………

Orang Islam tidak memperkenankan juga orang-orang yang tidak Islam membuat perbedaan antara orang dengan orang. Apabila mereka menerima utusan-utusannya raja Kristen, dan ketika utusan itu menurut ‘adat kebiasaannya sendiri berjongkok di mukanya kepala-kepala Muslimin, maka kepala-kepala ini tidak meluluskan utusan tadi berjongkok, sebab mereka itu sama-sama makhluk Tuhan belaka.

Persaudaraan diantara orang-orang Islam satu sama lain adalah sangat bagusnya. Rasa cinta diantara mereka itu seperti rasa cinta diantara saudara yang sebenar-benarnya. Di dalam Quran ada sabda Tuhan, menyatakan bahwa Tuhan sendiri menaroh kecintaan dan rasa persaudaraan di dalam hatinya tiap-tiap orang Islam akan mencintai dan merasa bersaudara kepada sesama saudara Islam. “Dan Tuhan menaruh kecintaan di dalam hati mereka itu. Meskipun kamu (Muhammad) telah memberikan segala apa yang ada di dalam dunia, tiadalah kamu akan dapat menjadikan kecintaan di dalam hati mereka. Tetapi Tuhan telah menjadikan kecintaan diantara mereka itu”, begitulah sabda Tuhan di dalam Al Quran.

Kekuatannya persaan sama-sama dan persaudaraan Islam adalah begitu besar, sehingga Faridduin Attar, seorang Sufi Islam besar, pada suatu waktu telah melahirkan pengharapannya begini: “Mudah-mudahanlah kesusahan sekalian orang ditarohkan di dalam hatiku, agar supaya sekalian mereka itu terhindar dari kesusahannya”.

Dengan sebenarnyalah Tuan M. A. Hamid Snow boleh berkata dengan suka citanya, kira-kira seperti berikut:

“Satu warnanya Islam yang nyata, ialah satu pelajaran yang menyatakan halnya persaudaraan dan Persamaan. Pada pintunya Islam, segala apa saja adalah terhindar dari pada bau-bau yang menunjukkan klas atau kecongkakan dalam pergaulan hidup bersama. “

Pada intinya, Islam adalah sebuah ideologi yang syumul (menyeluruh) dan universal. Termasuk nilai-nilai sosialisme juga ada dalam ideologi Islam. Saat ini, tinggal bagaimana kaum muslimin dapat mengaplikasikan ideologi islam tersebut dalam kehidupan sehingga membawa kebahagiaan dunia & akhirat.

Leave a comment